inspirasi
Ziryab si Burung Hitam, Seniman Muslim Multitalenta yang Menginspirasi Eropa
Peradaban Islam di Andalusia memiliki peninggalan yang luar biasa pengaruhnya. Tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan dan pemerintahan, tapi juga seni dan gaya hidup.
Tahukah kamu tentang sosok seniman multitalenta bernama Ziryab (789-857 M) yang sangat berpengaruh pada perkembangan musik Eropa?
Gaya hidupnya pun ditiru oleh masyarakat, sehingga ia begitu populer layaknya artis multitalenta .
Meski ia seniman yang menekuni musik, ia juga ahli dalam bidang astronomi, filsafat, matematika, fisika, puisi, dan fashion.
Baca juga : Kisah Nabi Syits, Putra Nabi Adam yang Memerangi Qabil
Ziryab dipaksa pergi dari Baghdad hanya karena bakatnya melebihi gurunya
Nama asli Ziryab adalah Abu Al Hasan Ali ibn Nafi. Beberapa sumber sejarah mengatakan bahwa ia berasal dari bangsa Kurdi dan ada yang menyebutnya dari Persia.
Yang jelas kariernya dalam bidang musik berawal dari Baghdad yang merupakan pusat dari Dinasti Abbasiyah. Ia hidup di masa pemerintah Harun Ar Rasyid.
Nama Ziryab sebenarnya adalah julukan yang berarti burung hitam (black bird). Kulitnya memang eksotis dan suaranya merdu.
Dengan bakatnya, ia menjadi sosok multitalenta dan entertainer sejati. Khalifah Harun Ar Rasyid senang memberinya kesempatan untuk tampil di istana.
Karena dinilai terlalu berbakat, gurunya sampai iri kepadanya. Gurunya adalah Ishaq Al Mausili yang terkenal sebagai pencipta tangga nada.
Terjadilah perseteruan di antara guru dengan murid. Tak lama kemudian ia dipaksa untuk meninggalkan Baghdad dan menjauh dari kekhalifahan oleh sang guru.
Pindah ke Andalusia dan dipercaya untuk menjadi seniman di istana
Bukan bersedih atau dendam dengan gurunya, ia segera pindah ke Andalusia, Spanyol pada tahun 822.
Di Andalusia ia berkenalan dengan Abdur Ar Rahman II dari Cordoba, sosok penguasa baru yang kebetulan juga sedang mencari seniman muda berbakat.
Tidak hanya untuk menghibur di istana, tapi juga memberi suasana yang menyenangkan di kalangan masyarakat Andalusia.
Saat itu masyarakat setempat dikenal liar dan kasar. Dengan mengenal seni, harapannya masyarakat lebih beradab.
Ia pun tinggal di dalam istana dan mudah memperoleh apa saja yang diinginkannya. Hidupnya sejahtera, karyanya diakui dan menjadi sangat terkenal pada masanya.
Di istana itulah ia jadi sosok seniman layaknya selebriti di zaman modern dan gajinya sangat tinggi.
Di Baghdad ia pernah tampil di depan khalifah Harun Ar Rasyid dengan kecapi (lute) atau al u’d. Karena itu ia diberi kesempatan mengembangkan potensi sekaligus mengajarkannya ke orang-orang.
Ia adalah orang pertama yang mengenalkan kecapi untuk masyarakat Eropa dan mendirikan konservatorium musik pertama di dunia.
Baca juga : Mengenal Ishaq Al Mausili, Musisi dari Baghdad Penemu Tangga Nada
Tidak hanya berkarya di musik tapi juga menciptakan tren gaya hidup
Kemampuannya bermusik memang memberi kontribusi besar untuk masyarakat. Ia menjadi sosok yang membawa perubahan nilai-nilai sosial, misalnya tentang cara berpenampilan.
Bahkan caranya menata rambut, cara menyajikan makan, sampai cara bersosialisasinya memberi inspirasi tentang gaya hidup manusia abad pertengahan.
Mayoritas orang di Cordoba juga senang meniru gaya rambutnya. Tidak selesai di situ, ia merombak penggunaan emas di rumah menjadi kristal atau kaca, mengenalkan beragam perabotan, dan kosmetik.
Banyak orang yang bangga kalau mengikuti gaya hidupnya. Diakui oleh sejarawan, hidupnya memang identik dengan sesuatu yang elegan dan berkelas.
Sebagai ikon mode dari Cordoba, ia merupakan orang yang pertama membuat masyarakat kenal dengan konsep pakaian yang berbeda-beda sesuai musimnya.
Apalagi di Eropa yang punya empat musim, sangat terbantu karena telah mengetahui waktu yang tepat untuk masing-masing pakaian
Kontribusi Ziryab sangat besar tapi banyak yang tidak mengenal dan menghargainya
Di Cordoba ia juga sempat membangun sekolah musik yang bertahan sampai lima abad setelah kematiannya.
Walaupun kontribusinya luar biasa, kenyataannya justru tidak banyak yang mengenalnya di kemudian hari.
Khususnya orang-orang muslim tidak semua mengenal apalagi menghargainya. Kemungkinan besar karena kurang bisa menerima fakta tentang gaya hidupnya yang penuh kemewahan.
Kemajuan peradaban yang diperkenalkannya justru dicurigai sebagai akar dari runtuhnya peradaban Islam di Andalusia yang dianggap lalai karena musik dan gaya hidup mewah.
Bagaimanapun, karyanya masih dikenang dan dikembangkan oleh banyak musisi Eropa.
0 comments